Pertanyaan yang paling banyak yang diterima oleh kita adalah : Apakah saat ini tepat untuk mulai beli saham? Tertariknya banyak investor pemula untuk ikutan investasi saham pada saat harga-harga saham melonjak drastis merupakan fenomena yang tidak asing lagi. Perilaku investor pemula mempunyai pola yang serupa sejak dulu.
Menurut pakar, prilaku investasi dan keputusan investasi investor pemula dipicu oleh 2 jenis emosi yaitu greed and fear tamak dan takut).
Melihat orang lain mendapat untung besar pada saat harga2 saham melejit saraf greed investor terusik untuk ikut menikmati keuntungan serupa Tanpa pikir panjang lagi, mereka mulai berebutan membeli saham.
Masalahnya, investor pemula biasanya terlambat masuk pasar yaitu pada saat harga2 memang sudah relatif mahal karena memang sudah melonjak tinggi. dan seperti kita ketahui Harga saham tidak selamanya naik. Ada masanya harga mengalami koreksi dan turun.
Sering terjadi koreksi ini cukup tajam sebelum akhirnya naik lagi.
Tidak lama setelah investor pemula masuk, harga-harga saham yang telah naik tingi biasanya mengalami koreksi. Nah, pada saat harga saham mengalami koreksi ini biasanya investor pemula didominasi emosi Fear (takut).
Panik karena takut rugi besar, investor segera menjual saham yang dibelinya saat harganya tinggi. Demikianlah investor pemula umumnya buy high sell low jadi harus bagaimana sikap seorang investor?
Untuk menghindari kepanikan akibat greed dan fear, calon investor pemula dianjurkan untuk mempersiapkan diri sbb:
1. Jangan beli kucing dalam karung
Pelajari dulu segala sesuatu yang berhubungan dengan investasi saham sebelum anda memulai-nya.
2. Investasi saham dianjurkan untuk jangka panjang dan dibeli secara bertahap. Biasanya jangka waktu yang banyak disebut adalah lebih dari 5 tahun.
Makin panjang makin baik, tentunya pembelian yang kita lakukan adalah cicilan bertahap dan konsisten seperti metode KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Kalau kita langsung ngeri mendengar kata 5 tahun sepertinya kita gak cocok main saham sebaiknya jangan main saham karena saham itu long term investment. Jangan beli saham menggunakan uang yang perlu anda pakai tidak lama lagi. Ini penting agar Anda bisa tetap tenang dan berpikir jernih saat harga2 saham terkoreksi
3. Kurangi resiko dengan diversifikasi artinya jangan beli saham satu perusahaan dari satu sektor saja. Belilah saham beberapa perusahaan dari berbagai sektor / industri yang berbeda.
Dengan demikian kerugian di satu saham kemungkinan akan dapat ditutupi oleh keuntungan pada saham lain-nya sehingga fluktuasi nilai portofolio total bisa dikurangi. Ini akan sangat membantu menenangkan saraf fear anda. Selain diversifikasi sektor ada juga cara bagus yaitu diversifikasi waktu.
4. Simulasi dulu Sebelum bener2 terjun pake uang anda, dianjurkan simulasi investasi saham Pilih strategi pemilihan saham yang menurut riset anda cocok untuk anda.
Gunakan informasi yang paling kini baik harga saham, tren, pergerakan harga, laporan keuangan dan berita2 terakhir ttg perusahaan tsb dll Lakukan simulasi beli saham, yaitu seolah2 anda beli saham pada harga yang terjadi di pasar saat ini.
Secara disiplin dan teratur, buatlah catatan yang terstruktur ttg beberapa hal penting seperti waktu dan alasan pembelian saham, serta harga pembelian, dan jumlah yang dibeli. Kemudian ikuti perkembangan harga2 asham yang seolah2 telah anda beli tsb. Kalau terjadi kenaikan atau penurunan harga yang signifikan, cari tahu penyebabnya
Melalui simulasi semacam ini Anda membiasakan diri mengenal informasi yang relevan dan sumber-sumbernya. Anda juga akan mulai mendapatkan semacam 'feeling' ttg pergerakan harga saham.
Simulasi ini dianjurkan dilaksanakan selama beberapa bulan. (minimal seh 3 bulan) Setelah terbiasa dengan berbagai segi investasi saham melalui simulasi itu, barulah anda bener2 terjun berinvestasi dengan uang anda.
Investasi sungguhan tetap saja berbeda dengan investasi simulasi Jadi tetap ada proses belajar tambahan yang perlu dilalui sebelum Anda benar2 menjadi investor yang berpengalaman. Dalam proses belajar ini, selalu ada biaya pembelajaran (learning cost).
Dalam belajar berinvestasi, learning cost-nya adalah kerugian yang dialami oleh investor pemula. Oleh karena itu, untuk menekan biaya pembelajaran, pada tahun pertama berinvestasi sungguhan, dianjurkan agar Anda mulai dengan sebagian kecil saja dari rencana alokasi dana investasi anda di saham. Secara bertahap setelah itu, barulah alokasi investasi saham diperbesar.
Kalau proses ini Anda lalui dengan sabar dan tekun, Anda berpeluang besar untuk tidak terjebak dalam wabah Greed and Fear yang melanda investor pemula pada umumnya. Dengan demikian kita tetap bisa tidur nyenyak dan bebas panik.
Pertama kita harus menganalisa berbagai sumber seperti tulisan gw di atas baik berita, laporan keuangan, tren dsb sebenarnya itu analisa juga gak langsung mak nyus pak perlu beberapa kali latihan dan ketekunan, intinya masih dalam rangka mencari pola yang cocok. Belajar, sabar, disiplin dan kerja keras
Pendekatan TA juga memerlukan disiplin cut loss bukan?
nah itu dalam proses pembelajaran kita akan tahu mana yang bisa kita ambil dan mana yang tidak karena itu semua butuh waktu
Bagaimana dengan contoh kasus kita pintar menganalisa tapi kita salah mengambil keputusan atau karena kita ikut2an jadi jeblos itu biasanya merupakan efek asch.
Idealnya investor yang memiliki informasi yang lebih lengkap dan akurat menjadi penentu yang dominan dalam proses konsensus penentuan harga di pasar. Namun kenyataan-nya, investor tidak selalu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang dimiliknya Sering terjadi bahwa investor yang memiliki informasi akurat, ternyata tidak mengambil keputusan berdasarkan informasi yang dimilikinya. Penyebabnya ada banyak salah satunya adalah Efek ASch. Efek ini ditemukan oleh Solomon Asch beberapa dekade yang lalu.
Dia mencoba percobaan sederhana berikut dalam percobaan, Subyek diberikan gambar 4 garis lurus pada selember kertas.
Garis lurus pertama harus dibandingkan panjangnya dengan 3 garis lurus berikut (sebut saja garis A, B, dan C)
Ketiga garis yang belakangan ini berbeda panjangnya satu sama lain dan telah diurutkan berdasarkan panjangnya serta dijejerkan bersebelahan.
Dari antara tiga garis lurus itu ada satu (yaitu B) yang panjangnya tepat sama dengan garis lurus pertama.
Mata orang normal akan dengan mudah membedakan panjang ketiga garis tsb dan bahwa garis B lah yang panjangnya sama dengan garis pertama.
Hal ini dikonfirmasikan dengan percobaan pendahuluan Hampir semua orang (99% dari peserta) secara independen berhasil dengan benar memilih garis B. Yang 1% biasanya memiliki kesulitan penglihatan karena rabun atau sedang sakit.
Percobaan berikutnya situasi eksperimen diubah.
Subyek penelitian dikelompokkan menjadi grup terdiri dari 2 orang
Dalam tiap group, seorang anak buah ASch menyamar menjadi subjek penelitian.
Dalam group kecil ini, anak buah Asch lah yang terlebih dahulu diminta memilih dan sengaja memilih garis A, bukannya B
Setelah mengamati pilihan si penyelusup ini, subjek penetilian ditanyakan hal yang sama Ternyata ada kecenderungan si subjek terpengaruh oleh pilihan si penyusup. Buktinya subjek yang salah pilih meningkat 3x lipat dari 1% menjadi 3%
Selanjutnya, bila grup diperbesar menjadi 3 orang
dan 2 di antaranya adalah penyusup yang sengaja disuruh memilih A, maka 13% dari subjek ketiga setelah mendengar pilihan salah dari dua subjek sebelumnya, juga memilih A. Tingkat persentase kesalahan ini terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah subjek penyusup yang telah memilih A lebih dulu.
Semakin banyak penyusup memilih A semakin tinggi juga tingkat kesalahan dari subjek yang diteliti.
Dalam masalah keputusan yang sederhana saja ternyata orang mudah terbawa arus. Tak heran bila dalam masalah yang jauh lebih kompleks, seperti keputusan penilaian dan jual-beli saham, orang mudah hanyut dalam arus sentimen pasar.
Akibatnya investor sering mengabaikan informasi akurat yagn dimilikinya karena terpengaruh oleh keputusan yang telah diambil oleh investor lain sebelumnya.
Jadi perilaku inilah yang sering dimanfaatkan oleh para manipulator 'penggoreng' harga saham atau yang u sebut bandar licin itu
apa jadinya jika group ada 10 orang dan 9 penyusup memilih A?
itulah yang dinamakan efek Asch
Orang umumnya gampang terpengaruh dengan suara terbanyak begitu juga dalam bermain saham
Saham yang jelek pun bisa dikomporin seolah2 jadi saham emas.
contoh saham TMPI dan TRUB memakan cukup banyak korban.
Selamat Belajar
4 comments:
Hai Pak Top..
Nice sharing .... Thx pak!!
Bicara ttg saham adlh long investment. Bgmn cara stock pick yg tepat dan analisa untuk kita keep?? Cara penentuan sektornya, dll??? Bgmn cara memilih saham dgn current price mis 100-500 but next 5 years can be multiple??
Thanks Pak..
Keep success 4 u...:)
Thx n rgds..
4 Kriteria memilih saham :
1. Fundamental yang baik
2. Cukup Liquid
3. Good Corporate Governance
4. Kebijakan Deviden
Selamat berinvestasi
Bagus saya jadi ngerti, makasih ya untuk sang penulis!
saya juga ada referensi mungkin bisa berguna untuk teman-teman :
Peer to peer lending yang aman
Bisa di lihat juga https://www.cekaja.com/info/5-cara-menanam-buah-organik-di-rumah
Post a Comment