JAKARTA: Emiten distributor farmasi PT Millennium Pharmacon International Tbk, berniat memperluas segmen usahanya dengan memasuki sektor produksi obat-obatan.
Hal tersebut, menurut Komisaris Utama Pharmacon Sampurno, merupakan strategi untuk menciptakan sinergi usaha.
“Kalau lihat sekarang baiknya memang perusahaan distribusi yang dilengkapi dengan produksi. Idealnya rencana itu bisa teralisasi dua sampai tiga tahun lagi,” jelasnya selepas paparan publik Pharmacon, hari ini.
Sampurno menuturkan, rencana tersebut masih digodog oleh manajemen perseroan. Oleh sebab itu, dia belum bisa mengungkapkan detil mengenai lokasi dan nilai investasi rencana pembangunan pabrik tersebut.
Untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut, perseroan kemungkinan besar akan mencari pinjaman dari bank di Malaysia atau Singapura. Besarnya bunga bank lokal, dijelaskannya, menjadi dasar pertimbangan.
“Kalau kita pinjam dari bank dalam negeri, bunganya bisa mencapai 11%. Bisa dua kali lipat bunga yang dibebankan bank Malaysia atau Singapura,” tambahnya.
Target 2012
Per Oktober tahun ini, perseroan membukukan penjualan Rp799,28 miliar, tumbuh 14,86% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh 6354%, dari Rp46 juta per Oktober tahun lalu menjadi Rp2,92 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Besarnya kenaikan laba bersih perseroan, menurut Direktur Utama Pharmacon Ishak Bin Sulaiman, disebabkan perseroan telah memulihkan kinerja keuangan selepas kehilangan satu prinsipal besar tahun lalu.
“Kami juga melakukan efisensi berbagai hal. Kenaikan laba bersih memang besar secara persentase, namun nominalnya tidak begitu besar lah,” jelasnya.
Ishak menuturkan, perseroan menargetkan penjualan tahun ini di angka Rp980 miliar. Sementara itu, untuk tahun depan penjualan ditargetkan tumbuh 13%, atau setara dengan Rp1,1 triliun. adapun, laba bersih diharapkan bisa mencapai Rp5 miliar.
Untuk mencapai target penjualan, perseroan akan membuka dua hingga tiga cabang baru di daerah Sulawesi. Investasi per cabang diperkirakan kurang dari Rp5 miliar. (05/Bsi)
Sumber : http://www.bisnis.com/articles/pharmacon-perlebar-bisnis-ke-lini-produksi
Nama Pemegang Saham adalah sebagai berikut :
Pharmaniaga Int. Corp. Sdn.Bhd 55,00% (Dimiliki Boustead Malaysia)
PT Danpac Pharma 20,07% (Dimiliki Johnny N. Wiraatmadja)
PT Indolife Pensiontama 5,87% (Group Salim)
Minarsih Soedarpo Sastrosatomo 3,26% (Istri Pendiri SMDR dan BNGA Bapak Soedarpo)
Masyarakat 15,80%
Perhitungan :
Proyeksi Laba bersih 5 milyar tahun 2012.
Jumlah Saham beredar : 728 juta
EPS = 6.87 (5 milyar / 728 juta)
BV 2011 = 130,5
BV 2012 = 137,27
Maka Proyeksi saham ini untuk tahun 2012 adalah sebesar 100 - 150 dengan PER rata-rata sebesar 15x untuk industri pharmasi. Harga saham saat tulisan ini dibuat adalah rp 75, terdiskon 43% dari Book Value tahun 2011 sebesar 130,5 / lembar
Rekomendasi : Buy on Weakness
Disclamer :
Informasi terkait yang dikemukakan oleh Blog ini berasal dari berbagai sumber terpercaya dan aktual. Kami tidak bertanggung jawab atas tingkat akurasi dan kerugian dan penyalahgunaan informasi yang telah disajikan. Semua saran dan transaksi tidak mengikat
Saturday, December 3, 2011
Sunday, May 1, 2011
Antara Trading(Dagang), Spekulasi & Judi
Seorang teman bernama Harris Andoko memberikan kami sebuah tulisan yg cukup menarik berjudul : Antara Trading(Dagang), Spekulasi & Judi
Berikut petikan-nya silahkan disimak :
Orang-orang tua sering bilang Keputusan dalam hidup selalu adalah perjudian, karena tidak ada hal yang pasti, maka orang hanya bisa mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia tahu.
Benar sekali, tidak ada yang pasti, dan semua orang memang hanya berjudi berdasarkan apa yang dia tahu. Namun satu hal yang perlu Anda sadari, dalam semua bidang dan dalam setiap transaksi, sekalipun sekelompok orang melakukan keputusan yang sama, namun mereka melakukannya berdasarkan level informasi dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Marilah kita berandai-andai.....
Andy bekerja di sebuah perusahaan es krim, PTnya (PT Dingin Sekali) adalah perusahaan publik. Akhir-akhir ini Andy mengetahui bahwa perusahaan Andy berhasil mendapatkan sebuah order dari customer baru yang akan meningkatkan laba perusahaan Andy sebesar 200% dalam waktu 6 bulan mendatang.
Jadi.. Diam-diam Andy pergi ke broker saham Andy dan membeli saham perusahaan Andy sebanyak yang Andy bisa... (Jangan khawatir mengenai peraturan insider trading... Dunia nyata tidak seperti itu, every insider trades!)
Di tempat lain, ada seseorang yang sering jual beli saham, sebut saja dia Jason. Dia mengamati bahwa akhir-akhir ini cuaca memang agak panas. Dia bertaruh bahwa global warming itu benar, dan dia pun membeli sejumlah saham perusahaan es krim Andy.
Di tempat lain lagi, seorang Ibu muda, Susan, yang lagi kebanyakan duit, yang baru mulai belajar membeli saham dan menjadi investor, tidak sabar lagi untuk membeli saham pertamanya. Dan PT Dingin Sekali yang begitu beruntung, menjadi saham pembuka di portfolionya.
Anda lihat... Antara Andy, Jason, dan Susan, walaupun mengambil keputusan yang sama, tetapi kami melakukannya dengan alasan dan informasi yang berbeda.
Bagi Andy, saya bisa mengatakan dengan nyaris pasti Andy akan menang, karena Andy tahu customer baru Pt-nya akan mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan Andy. Maka Andy tidak ragu untuk menyebut diri Andy sebagai pedagang, bahkan investor.
Bagi Jason, saya akan menyebutnya spekulator. Keputusan dia memang ada dasarnya, tetapi tetap saja dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang dia lakukan.
Bagi Susan, dia adalah penjudi! Ibu ini sedang mempertaruhkan uangnya tanpa dasar.
Kawan... Jangan mengira karena kita sedang melakukan hal yang sama dengan seseorang, lantas kita pun berada satu level dengan mereka.
Mari kita sambung lagi andai-andai tadi....
6 bulan kemudian, setelah hasil perdagangan kami dengan customer baru itu selesai dan muncul di laporan keuangan publik kami, harga saham perusahaan Andy meroket 4 kali lipat.
Jason, yang gembira atas kepandaian dia, memutuskan untuk take some profit. Dia menjual 12 saham dia, dan menyimpan 12 yang tersisa sambil berharap saham perusahaan eskrim Andy akan terus naik harganya.
Susan, yang gembira atas kepandaian dan keberuntungan dia, memutuskan bahwa 4 kali lipat hanyalah awal. Dia menyimpan semua sahamnya, dan dengan tekat bulat akan terus menunggu hingga sahamnya naik lebih tinggi lagi.
Andy, di sisi lain, mendapatkan informasi rahasia dari pemasok kami di Amerika, bahwa global ternyata tidak warming.... (hehe), bulan-bulan mendatang, yang terjadi malahan adalah global cooling... dan Andy pun menjual semua saham yang Andy miliki, ditambah shortselling atas saham perusahaan Andy.
Cuaca berubah sesuai yang Andy antisipasi, cuaca sangat dingin dan eskrim tidak laku.. Penjualan kami anjlok, dan harga saham pun menukik tajam paska pengumuman laporan keuangan kami yang terbaru.
Andy, lagi-lagi untung besar.
Jason, yang untung saat menjual 12 sahamnya dulu, sekarang rugi atas 12 saham yang tersisa.
Susan yang malang, dia bukan saja tidak pernah mendapatkan keuntungan, sekarang malah harus rugi setelah menunggu 1 tahun.
Jadi, perbedaan antara berdagang, berspekulasi, dan berjudi terletak pada alasan dan informasi yang dimiliki si pembuat keputusan. Semakin Anda mengetahui informasi mengenai apa yang Anda lakukan dan semakin besar kontrol Anda atas hasil dari sebuah kejadian, semakin Anda bisa menyebut diri Anda investor. Sebaliknya, semakin Anda tidak tahu dan tidak bisa memegang kendali atas hasil sebuah kejadian, semakin Anda memenuhi kriteria sebagai seorang penjudi.
Demikian Tulisan dari Harris Andoko yg dikirim ke kami
Berikut petikan-nya silahkan disimak :
Orang-orang tua sering bilang Keputusan dalam hidup selalu adalah perjudian, karena tidak ada hal yang pasti, maka orang hanya bisa mengambil keputusan berdasarkan apa yang dia tahu.
Benar sekali, tidak ada yang pasti, dan semua orang memang hanya berjudi berdasarkan apa yang dia tahu. Namun satu hal yang perlu Anda sadari, dalam semua bidang dan dalam setiap transaksi, sekalipun sekelompok orang melakukan keputusan yang sama, namun mereka melakukannya berdasarkan level informasi dan pengetahuan yang berbeda-beda.
Marilah kita berandai-andai.....
Andy bekerja di sebuah perusahaan es krim, PTnya (PT Dingin Sekali) adalah perusahaan publik. Akhir-akhir ini Andy mengetahui bahwa perusahaan Andy berhasil mendapatkan sebuah order dari customer baru yang akan meningkatkan laba perusahaan Andy sebesar 200% dalam waktu 6 bulan mendatang.
Jadi.. Diam-diam Andy pergi ke broker saham Andy dan membeli saham perusahaan Andy sebanyak yang Andy bisa... (Jangan khawatir mengenai peraturan insider trading... Dunia nyata tidak seperti itu, every insider trades!)
Di tempat lain, ada seseorang yang sering jual beli saham, sebut saja dia Jason. Dia mengamati bahwa akhir-akhir ini cuaca memang agak panas. Dia bertaruh bahwa global warming itu benar, dan dia pun membeli sejumlah saham perusahaan es krim Andy.
Di tempat lain lagi, seorang Ibu muda, Susan, yang lagi kebanyakan duit, yang baru mulai belajar membeli saham dan menjadi investor, tidak sabar lagi untuk membeli saham pertamanya. Dan PT Dingin Sekali yang begitu beruntung, menjadi saham pembuka di portfolionya.
Anda lihat... Antara Andy, Jason, dan Susan, walaupun mengambil keputusan yang sama, tetapi kami melakukannya dengan alasan dan informasi yang berbeda.
Bagi Andy, saya bisa mengatakan dengan nyaris pasti Andy akan menang, karena Andy tahu customer baru Pt-nya akan mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan Andy. Maka Andy tidak ragu untuk menyebut diri Andy sebagai pedagang, bahkan investor.
Bagi Jason, saya akan menyebutnya spekulator. Keputusan dia memang ada dasarnya, tetapi tetap saja dia tidak benar-benar tahu apa yang sedang dia lakukan.
Bagi Susan, dia adalah penjudi! Ibu ini sedang mempertaruhkan uangnya tanpa dasar.
Kawan... Jangan mengira karena kita sedang melakukan hal yang sama dengan seseorang, lantas kita pun berada satu level dengan mereka.
Mari kita sambung lagi andai-andai tadi....
6 bulan kemudian, setelah hasil perdagangan kami dengan customer baru itu selesai dan muncul di laporan keuangan publik kami, harga saham perusahaan Andy meroket 4 kali lipat.
Jason, yang gembira atas kepandaian dia, memutuskan untuk take some profit. Dia menjual 12 saham dia, dan menyimpan 12 yang tersisa sambil berharap saham perusahaan eskrim Andy akan terus naik harganya.
Susan, yang gembira atas kepandaian dan keberuntungan dia, memutuskan bahwa 4 kali lipat hanyalah awal. Dia menyimpan semua sahamnya, dan dengan tekat bulat akan terus menunggu hingga sahamnya naik lebih tinggi lagi.
Andy, di sisi lain, mendapatkan informasi rahasia dari pemasok kami di Amerika, bahwa global ternyata tidak warming.... (hehe), bulan-bulan mendatang, yang terjadi malahan adalah global cooling... dan Andy pun menjual semua saham yang Andy miliki, ditambah shortselling atas saham perusahaan Andy.
Cuaca berubah sesuai yang Andy antisipasi, cuaca sangat dingin dan eskrim tidak laku.. Penjualan kami anjlok, dan harga saham pun menukik tajam paska pengumuman laporan keuangan kami yang terbaru.
Andy, lagi-lagi untung besar.
Jason, yang untung saat menjual 12 sahamnya dulu, sekarang rugi atas 12 saham yang tersisa.
Susan yang malang, dia bukan saja tidak pernah mendapatkan keuntungan, sekarang malah harus rugi setelah menunggu 1 tahun.
Jadi, perbedaan antara berdagang, berspekulasi, dan berjudi terletak pada alasan dan informasi yang dimiliki si pembuat keputusan. Semakin Anda mengetahui informasi mengenai apa yang Anda lakukan dan semakin besar kontrol Anda atas hasil dari sebuah kejadian, semakin Anda bisa menyebut diri Anda investor. Sebaliknya, semakin Anda tidak tahu dan tidak bisa memegang kendali atas hasil sebuah kejadian, semakin Anda memenuhi kriteria sebagai seorang penjudi.
Demikian Tulisan dari Harris Andoko yg dikirim ke kami
Thursday, March 17, 2011
Investment Tips from Mark Mobius
Message from Mark Mobius :
1. Need dramatic reform to release people’s natural entrepreneurial instincts, particularly among the increasingly informed youth.
2. Cautiously looking at companies that are oversold, well-managed and domestic/regional/ international leaders.
3. Also looking at companies that focus on core advantages and that benefit from increased government spending & economic activity.
Source : Mark Mobius
1. Need dramatic reform to release people’s natural entrepreneurial instincts, particularly among the increasingly informed youth.
2. Cautiously looking at companies that are oversold, well-managed and domestic/regional/ international leaders.
3. Also looking at companies that focus on core advantages and that benefit from increased government spending & economic activity.
Source : Mark Mobius
Monday, March 14, 2011
20 Rules of Trading
Banyak orang membuat keputusan berinvestasi bukan atas dasar analisa namun atas dasar : ajakan teman, broker, rumor, feeling, dll.
Ketika harga bergerak naik umumnya banyak orang begitu antusias membeli, begitu turun justru ketakutan dan panic selling.
Sering terjadi penurunan ini cukup tajam sebelum akhirnya naik lagi.
Tidak lama setelah investor pemula masuk, harga-harga saham yang telah naik tinggi biasanya mengalami koreksi. Nah, pada saat harga saham mengalami koreksi ini biasanya investor pemula didominasi emosi Fear (takut).
Panik karena takut rugi besar, investor segera menjual saham yang dibelinya saat harganya tinggi. Demikianlah investor pemula umumnya buy high sell low.
Kondisi Market sebagian besar dikendalikan oleh emosi / sentimen para pelaku pasar. Kebanyakan pemula ikut-ikutan dan akhirnya terjebak pada posisi yang keliru. Kunci utama terletak pada pengendalian emosi diri. Trading Rute dibuat dengan tujuan untuk membantu pemain saham dalam menguasai emosi sehingga keputusan anda lebih banyak didasarkan atas analisa dan pemikiran yang logis, dan tidak emosional.
20 Trading Rule ini dibuat untuk membantu anda dalam menguasai emosi dan melakukan pengendalian resiko :
Rule 1 : When in Doubt, Stay Out
Rule 2 : Never Trade or Invest Based on Hope
Rule 3 : Act on Your Own Judgement or Else Absolutely and Enriterely on the Judegement of Another
Rule 4 : Buy Weakness, Sell Strength
Rule 5 : Never over Trade
Rule 6 : After A Successful and Profitable Campaign, Take a Trading Vacation
Rule 7 : Take a Periodic Mental Inventory to See How You Are Doing
Rule 8 : Constantly Analyse Your Mistakes.
Rule 9 : Don't Jump The Gun
Rule 10: Don't Try to Call Every Market Turn
Rule 11: Never Enter into A Position without First Establishing a Risk Reward
Rule 12: Cut Losses, Let Profits Run
Rule 13: Place Numerous Small Bets on Low Risks Ideas
Rule 14: Look Down, Not Up
Rule 15: Don't Fight The Trend
Rule 16: Trade Only in Liquid Markets
Rule 17: Never Trade or Invest More Than You Can Reasonably Afford to Loose
Rule 18: Never Meet A Margin Call
Rule 19: Place a Logical Stop Loss
Rule 20: Trade WIth A Plan and Stick to It
Ketika harga bergerak naik umumnya banyak orang begitu antusias membeli, begitu turun justru ketakutan dan panic selling.
Sering terjadi penurunan ini cukup tajam sebelum akhirnya naik lagi.
Tidak lama setelah investor pemula masuk, harga-harga saham yang telah naik tinggi biasanya mengalami koreksi. Nah, pada saat harga saham mengalami koreksi ini biasanya investor pemula didominasi emosi Fear (takut).
Panik karena takut rugi besar, investor segera menjual saham yang dibelinya saat harganya tinggi. Demikianlah investor pemula umumnya buy high sell low.
Kondisi Market sebagian besar dikendalikan oleh emosi / sentimen para pelaku pasar. Kebanyakan pemula ikut-ikutan dan akhirnya terjebak pada posisi yang keliru. Kunci utama terletak pada pengendalian emosi diri. Trading Rute dibuat dengan tujuan untuk membantu pemain saham dalam menguasai emosi sehingga keputusan anda lebih banyak didasarkan atas analisa dan pemikiran yang logis, dan tidak emosional.
20 Trading Rule ini dibuat untuk membantu anda dalam menguasai emosi dan melakukan pengendalian resiko :
Rule 1 : When in Doubt, Stay Out
Rule 2 : Never Trade or Invest Based on Hope
Rule 3 : Act on Your Own Judgement or Else Absolutely and Enriterely on the Judegement of Another
Rule 4 : Buy Weakness, Sell Strength
Rule 5 : Never over Trade
Rule 6 : After A Successful and Profitable Campaign, Take a Trading Vacation
Rule 7 : Take a Periodic Mental Inventory to See How You Are Doing
Rule 8 : Constantly Analyse Your Mistakes.
Rule 9 : Don't Jump The Gun
Rule 10: Don't Try to Call Every Market Turn
Rule 11: Never Enter into A Position without First Establishing a Risk Reward
Rule 12: Cut Losses, Let Profits Run
Rule 13: Place Numerous Small Bets on Low Risks Ideas
Rule 14: Look Down, Not Up
Rule 15: Don't Fight The Trend
Rule 16: Trade Only in Liquid Markets
Rule 17: Never Trade or Invest More Than You Can Reasonably Afford to Loose
Rule 18: Never Meet A Margin Call
Rule 19: Place a Logical Stop Loss
Rule 20: Trade WIth A Plan and Stick to It
Sunday, March 13, 2011
Perhitungan Saham IPO (Contoh EMDE)
Analis Fundamental umumnya menghindari saham IPO karena belum mengetahui kinerja sahamnya di masa lalu dari laporan keuangan.
Kebetulan saya memiliki contoh saham yang IPO di tahun ini yaitu EMDE.
Berikut adalah contoh perhitungan EMDE secara sederhana :
Saham IPO 850.000.000 lembar di harga 250
Saham Pendiri 2.500.000.000 lembar dengan nilai nominal 100
Harga IPO 250 x 850.000.000 = 212.500.000.000
Saham Pendiri 100 x 2.500.000.000 = 250.000.000.000 (nilai nominal = 100)
Total saham beredar = 3.350.000.000
Total 462.500.000.000 / 3.350.000.000 = rp 138.06 / lembar
Didapat angka rp 138 / lembar.
Dengan Demikian perhitungan fundamental ini menjelaskan mengapa EMDE didiskon sampe 125. Untuk lebih detail-nya tentu kita harus melihat kinerjanya dari laporan keuangan dan prospek pendapatan usaha-nya di masa depan.
EMDE sendiri IPO tanggal 12 Januari 2011. Perkiraan laba bersih tahun 2010 adalah 17 milyar. Perlu diingat tahun 2010 belum memperoleh dana IPO.
Jika kita hitung EPS untuk tahun 2010 secara sederhana :
17.000.000.000 / 2.500.000.000 = 6.8
Mengapa menggunakan 2.5 milyar lembar karena tahun 2010 saham IPO yang 850.000.000 belum diterbitkan.
Dengan Harga IPO 250 maka
PER tahun 2010 = 250 / 6.8 = 36.76
Bagaimana dengan tahun 2011?
Menurut berita okezone : http://economy.okezone.com/read/2011/02/28/278/429705/megapolitan-targetkan-laba-bersih-capai-rp50-miliar
Target laba bersih tahun 2011 adalah 50 milyar. Jika benar prediksi laba bersih bisa 50 milyar mari kita berhitung EPS untuk tahun 2011 :
50.000.000.000 / 3.350.000.000 = 14.93
Dengan harga Saham EMDE saat ini sebesar 125 maka
PER untuk saat ini adalah 125 / 14.93 = 8.37
Jika benar pernyataan Ignatius Yoyo S Hendrarsin tsb bahwa laba bersih mencapai 50 milyar, maka harga saat ini termasuk cukup menarik.
Untuk investor yang konvensional boleh menunggu sampe diterbitkan laporan keuangan tahun 2011 triwulan I dan triwulan II.
Selamat Berinvestasi secara rasional.
Disclamer on. Semua pembahasan di blog ini adalah untuk belajar bukan anjuran untuk mengambil keputusan membeli ataupun menjual saham.
Kebetulan saya memiliki contoh saham yang IPO di tahun ini yaitu EMDE.
Berikut adalah contoh perhitungan EMDE secara sederhana :
Saham IPO 850.000.000 lembar di harga 250
Saham Pendiri 2.500.000.000 lembar dengan nilai nominal 100
Harga IPO 250 x 850.000.000 = 212.500.000.000
Saham Pendiri 100 x 2.500.000.000 = 250.000.000.000 (nilai nominal = 100)
Total saham beredar = 3.350.000.000
Total 462.500.000.000 / 3.350.000.000 = rp 138.06 / lembar
Didapat angka rp 138 / lembar.
Dengan Demikian perhitungan fundamental ini menjelaskan mengapa EMDE didiskon sampe 125. Untuk lebih detail-nya tentu kita harus melihat kinerjanya dari laporan keuangan dan prospek pendapatan usaha-nya di masa depan.
EMDE sendiri IPO tanggal 12 Januari 2011. Perkiraan laba bersih tahun 2010 adalah 17 milyar. Perlu diingat tahun 2010 belum memperoleh dana IPO.
Jika kita hitung EPS untuk tahun 2010 secara sederhana :
17.000.000.000 / 2.500.000.000 = 6.8
Mengapa menggunakan 2.5 milyar lembar karena tahun 2010 saham IPO yang 850.000.000 belum diterbitkan.
Dengan Harga IPO 250 maka
PER tahun 2010 = 250 / 6.8 = 36.76
Bagaimana dengan tahun 2011?
Menurut berita okezone : http://economy.okezone.com/read/2011/02/28/278/429705/megapolitan-targetkan-laba-bersih-capai-rp50-miliar
Target laba bersih tahun 2011 adalah 50 milyar. Jika benar prediksi laba bersih bisa 50 milyar mari kita berhitung EPS untuk tahun 2011 :
50.000.000.000 / 3.350.000.000 = 14.93
Dengan harga Saham EMDE saat ini sebesar 125 maka
PER untuk saat ini adalah 125 / 14.93 = 8.37
Jika benar pernyataan Ignatius Yoyo S Hendrarsin tsb bahwa laba bersih mencapai 50 milyar, maka harga saat ini termasuk cukup menarik.
Untuk investor yang konvensional boleh menunggu sampe diterbitkan laporan keuangan tahun 2011 triwulan I dan triwulan II.
Selamat Berinvestasi secara rasional.
Disclamer on. Semua pembahasan di blog ini adalah untuk belajar bukan anjuran untuk mengambil keputusan membeli ataupun menjual saham.
Thursday, March 10, 2011
Business Cycle
Berikut adalah 16 poin Business Cycle untuk analis fundamental makro :
1. Murahnya suku bunga meningkatkan Pengembangan Teknologi, Inovasi dan pembaharuan yang akan meningkatkan Aktivitas Ekonomi
2. Aktivitas Ekonomi menciptkan Taraf hidup yang lebih baik
3. Terjadi Peningkatan Tenaga Kerja
4. Terjadi Peningkatan Kapasitas Manufaktur
5. Demand terhadap Komoditas meningkat
6. Harga Komoditas melambung, nilai uang berkurang, terjadi inflasi
7. Bank Sentral mengetatkan likuiditas (Tight Money Policy)
8. Bank Sentral menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi
9. Biaya kredit yang meningkat menurunkan laba perusahaan
10.Aktivitas Ekonomi melambat
11.Resesi
12.Demand terhadap komoditas jatuh
13.PHK Meningkat
14.Daya beli berkurang, Harga2 turun
15.Deflasi
16.Bank Sentral menurunkan suku bunga
Salam
Pangeran Top1
1. Murahnya suku bunga meningkatkan Pengembangan Teknologi, Inovasi dan pembaharuan yang akan meningkatkan Aktivitas Ekonomi
2. Aktivitas Ekonomi menciptkan Taraf hidup yang lebih baik
3. Terjadi Peningkatan Tenaga Kerja
4. Terjadi Peningkatan Kapasitas Manufaktur
5. Demand terhadap Komoditas meningkat
6. Harga Komoditas melambung, nilai uang berkurang, terjadi inflasi
7. Bank Sentral mengetatkan likuiditas (Tight Money Policy)
8. Bank Sentral menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi
9. Biaya kredit yang meningkat menurunkan laba perusahaan
10.Aktivitas Ekonomi melambat
11.Resesi
12.Demand terhadap komoditas jatuh
13.PHK Meningkat
14.Daya beli berkurang, Harga2 turun
15.Deflasi
16.Bank Sentral menurunkan suku bunga
Salam
Pangeran Top1
Monday, January 31, 2011
KREDIT PEMILIKAN SAHAM (KPS)
Dear Investor yang saya cintai,
Kali ini Saya akan bagi tips untuk para investor.
Tips ini dapat diimplementasikan oleh Karyawan Biasa yang saya beri nama Kredit Kepemilikan Saham (KPS).
Berbeda dengan Kredit Pemilikan Rumah, di mana kita harus sisakan duit tiap bulan untuk membayar hutang + bunga ke bank. Jika kita disiplin untuk membangun kekayaan anda bisa rutin tiap bulan menyisihkan uang anda membeli saham dengan nilai tertentu dan target waktu yang cukup (minimum 5 tahun).
Untuk anda yang belum mahir dan keuangan terbatas bisa mulai dengan Reksadana Saham yang anda percaya Manajer Investasinya. Sisihkan duit tiap bulan misalnya 500 ribu / 1 juta.
Walaupun anda mulai masuk pada end of Bullish di mana harga Saham sedang tinggi-tingginya anda akan terkagum-kagum betapa cepatnya nilai kekayaan anda bertambah nantinya, apalagi kalau masuknya saat end of bearish.
Untuk yang bisa menyisihkan duit >= 10 juta tiap bulan dan mahir analisa bisa KPS saham Blue Chip yang bagi deviden.
Mari kita berhitung :
Buka : http://finance.yahoo.com/q/hp?s=PTBA.JK+Historical+Prices
Pilih Monthly dan Klik Get Prices
Karena di milis lagi sibuk bahas PTBA maka hitung kita masuk PTBA bulan juli 2008 di mana PTBA paling tinggi-tingginya.
Umumnya Investor beli pada saat merah, tapi kita anggap karena kurang pintar kita ambil rata-rata pembelian
Simulasi dengan dana rata-rata 15 juta sebulan. Anda KPS 1 tahun.
Total Dana keluar 179.250.000, sisa 750.000 anggap untuk biaya internet dan fee.
Total 24000 lembar = 48 lot
Trus Jumat kemaren anda jual semua di harga 20 ribu karena sedang turun.
Penerimaan 20000 x 24000 = 480.000.000
Deviden 20.995.200
-------------------------------------- +
Total Penerimaaan 500.995.200
Modal 180.000.000
-------------------------------------- -
Laba Anda 320.995.200
Lihat anda yang awam aja bisa menghasilkan laba > 300 juta lebih
Karena itu tidak heran kalau investor besar suka pasar yang bearish dan lama
karena dengan jumlah uang yang sama, mereka bisa peroleh saham lebih banyak.
Yang Awam jika bisa begitu apalagi yang Smart Investor. Selain menikmati kenaikan
harga kita juga menikmati deviden.
Pertanyaan : Kalau kita mau KPS tapi harganya terus naik?
Jawaban : Bukankah itu keinginan para trader selama ini untuk menikmati keuntungan jangka pendek ?
Nb. KPS menguntungkan dalam jangka panjang jika dapat memilih saham berfundamental baik
Salam Sukses
PangeranTop1
Disclamer on. Semua pembahasan di blog ini adalah untuk belajar bukan anjuran untuk mengambil keputusan membeli ataupun menjual saham.
Kali ini Saya akan bagi tips untuk para investor.
Tips ini dapat diimplementasikan oleh Karyawan Biasa yang saya beri nama Kredit Kepemilikan Saham (KPS).
Berbeda dengan Kredit Pemilikan Rumah, di mana kita harus sisakan duit tiap bulan untuk membayar hutang + bunga ke bank. Jika kita disiplin untuk membangun kekayaan anda bisa rutin tiap bulan menyisihkan uang anda membeli saham dengan nilai tertentu dan target waktu yang cukup (minimum 5 tahun).
Untuk anda yang belum mahir dan keuangan terbatas bisa mulai dengan Reksadana Saham yang anda percaya Manajer Investasinya. Sisihkan duit tiap bulan misalnya 500 ribu / 1 juta.
Walaupun anda mulai masuk pada end of Bullish di mana harga Saham sedang tinggi-tingginya anda akan terkagum-kagum betapa cepatnya nilai kekayaan anda bertambah nantinya, apalagi kalau masuknya saat end of bearish.
Untuk yang bisa menyisihkan duit >= 10 juta tiap bulan dan mahir analisa bisa KPS saham Blue Chip yang bagi deviden.
Mari kita berhitung :
Buka : http://finance.yahoo.com/q/hp?s=PTBA.JK+Historical+Prices
Pilih Monthly dan Klik Get Prices
Karena di milis lagi sibuk bahas PTBA maka hitung kita masuk PTBA bulan juli 2008 di mana PTBA paling tinggi-tingginya.
Umumnya Investor beli pada saat merah, tapi kita anggap karena kurang pintar kita ambil rata-rata pembelian
Simulasi dengan dana rata-rata 15 juta sebulan. Anda KPS 1 tahun.
Total Dana keluar 179.250.000, sisa 750.000 anggap untuk biaya internet dan fee.
Total 24000 lembar = 48 lot
Trus Jumat kemaren anda jual semua di harga 20 ribu karena sedang turun.
Penerimaan 20000 x 24000 = 480.000.000
Deviden 20.995.200
-------------------------------------- +
Total Penerimaaan 500.995.200
Modal 180.000.000
-------------------------------------- -
Laba Anda 320.995.200
Lihat anda yang awam aja bisa menghasilkan laba > 300 juta lebih
Karena itu tidak heran kalau investor besar suka pasar yang bearish dan lama
karena dengan jumlah uang yang sama, mereka bisa peroleh saham lebih banyak.
Yang Awam jika bisa begitu apalagi yang Smart Investor. Selain menikmati kenaikan
harga kita juga menikmati deviden.
Pertanyaan : Kalau kita mau KPS tapi harganya terus naik?
Jawaban : Bukankah itu keinginan para trader selama ini untuk menikmati keuntungan jangka pendek ?
Nb. KPS menguntungkan dalam jangka panjang jika dapat memilih saham berfundamental baik
Salam Sukses
PangeranTop1
Disclamer on. Semua pembahasan di blog ini adalah untuk belajar bukan anjuran untuk mengambil keputusan membeli ataupun menjual saham.
Sunday, January 30, 2011
Daftar 10 Pemain Lokal Fenomenal tahun 2010
1. Eddy Kusnadi Sariaatmadja (Owner EMTK,SCMA)
2. Hary Tanoesoedibjo (Group MNC)
3. James Riady (Group Lippo)
4. Vitjongtius (Sun Tzu di belakang group Kalbe)
5. Benny Wirawansa (DOID, BTEK)
6. Edy Suwarno (DOID, PBRX)
7. Heru Hidayat (PLAS)
8. Lo Kheng Hong (AMAG, GJTL, MBAI)
9. Benny Tjokrosaputro (RAJA)
10.Surono Subekti (MICE)
Kriteria Pemilihan kami adalah usaha, strategi dan ide-ide dari pemain yang brillian kemudian diimplementasikan ke market dan menciptakan kondisi "kepercayaan" pemain saham lain-nya
Masih banyak nama-nama fenomenal yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu
misalnya :
Danny Tanoto kami anggap masuk Afiliasi Benny Tjokro. Untuk saham MAPI yang fenomenal juga kami tidak masukkan karena kami anggap itu dimainkan oleh Reksadana (Panin).
Untuk Pemain lokal "fenomenal' lainnya yang tidak sempat kami umumkan, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Ditunggu aksi-aksi spektakuler lain-nya di tahun 2011.
Salam
PangeranTop1
2. Hary Tanoesoedibjo (Group MNC)
3. James Riady (Group Lippo)
4. Vitjongtius (Sun Tzu di belakang group Kalbe)
5. Benny Wirawansa (DOID, BTEK)
6. Edy Suwarno (DOID, PBRX)
7. Heru Hidayat (PLAS)
8. Lo Kheng Hong (AMAG, GJTL, MBAI)
9. Benny Tjokrosaputro (RAJA)
10.Surono Subekti (MICE)
Kriteria Pemilihan kami adalah usaha, strategi dan ide-ide dari pemain yang brillian kemudian diimplementasikan ke market dan menciptakan kondisi "kepercayaan" pemain saham lain-nya
Masih banyak nama-nama fenomenal yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu
misalnya :
Danny Tanoto kami anggap masuk Afiliasi Benny Tjokro. Untuk saham MAPI yang fenomenal juga kami tidak masukkan karena kami anggap itu dimainkan oleh Reksadana (Panin).
Untuk Pemain lokal "fenomenal' lainnya yang tidak sempat kami umumkan, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Ditunggu aksi-aksi spektakuler lain-nya di tahun 2011.
Salam
PangeranTop1
Subscribe to:
Comments (Atom)