Wednesday, October 13, 2010

Underwear Sales Not Wearing Thin Amid Crisis (RICKY PUTRA GLOBALINDO)

The country’s leading underwear maker, PT Ricky Putra Globalindo, is confident that demand for fresh, clean skivvies will not wear thin even amid a global economic crisis.

“Our underwear sales are growing this year as they did last year, and we expect to keep our commanding market share in the industry,” Ricky Gunawan, the president director of the company, said on Monday.

Because underwear is a basic need, he said demand for the product would never slow down, even in a crisis.

The company, Ricky said, held 38 percent of the domestic underwear market, while its closest competitor only had about 8 percent.

“It’s always the same story in many countries. There’s often a ‘king’ among underwear firms, which dominates the market,” he said.

Underwear sales grew 14 percent to Rp 49.79 billion ($4.83 million) in the first quarter of this year, contributing 37 percent to total revenue.

But the company has taken a hit from fluctuating cotton prices. Ricky Putra’s yarn products division, the company’s biggest revenue contributor, led to significant losses last year.

“The price of cotton fluctuates, as it peaked at 85 cents and then fell to 50 cents in just three months, causing many spinning factories to halt production,” Ricky said.

In 2008, Ricky Putra’s revenue rose by 15 percent to Rp 491 billion but it ended with a net losses of Rp 9 billion, down from the Rp 41 billion net profit it booked in 2007.

This year, the company is confident that it will book profits again after seeing improving second-quarter results. “Demand is back in the second quarter, while the price of yarn is also improving [in the second quarter], while many spinning factories restarted production in February this year,” Ricky said.

The company said that the closure of textile factories in China had been a boon for the Indonesian textile industry, as the company had benefited from line factory agreement orders from Japan. “Still, we would prefer to concentrate on the domestic market, as exports offer lower profit margins while the risk is too high,” Ricky said.

Source : http://www.thejakartaglobe.com/business/underwear-sales-not-wearing-thin-amid-crisis-ricky-putra-says/313746

Thursday, September 16, 2010

Club Investor (Belajar menjadi Bandar)

Membentuk Klub Investor (Konsorsium) adalah cikal bakal membandari saham.
Kualitas mental seorang bandar adalah sabar dan tekun. Contoh :

MAPI dikumpulkan GR ketika jatuh di bawah 300
MICE dikumpulkan Surono Subekti ketika jatuh di bawah 200
AMAG dikumpulkan ZP
TRST dikumpulkan AZ
dsb

Membandari saham harus dilandasi riset yang cukup mendalam, ttg kawan dan lawan, fundamental dan pengaruh makro terhadap sektor saham tsb. Termasuk kepemilikan saham oleh owner, bila perlu melakukan company visit.

Belajarlah menjadi Bandar dan tentukan nasib anda sendiri

Tuesday, June 15, 2010

RICKY PUTRA GLOBALINDO (RICY)

PT. Ricky Putra Garmindo didirikan pada tanggal 22 Desember 1987 di Jakarta dan bergerak di bidang industri pemintalan benang, perajutan, pakaian dalam pria, pakaian luar, unit usaha jasa, perdagangan umum dan distributor terpadu dari hulu hingga hilir.

Melalui perusahaan inilah, GT Man diproduksi dan dikembangkan hingga menjadi 70 item produk. Tahun 1996, perusahaan berubah nama menjadi PT Ricky Putra Globalindo (RPG), serta mendirikan anak perusahaan di Medan dan Surabaya. Tahun 1997, mendirikan tiga anak perusahaan lagi, yakni di Palembang, Semarang dan Bandung. Tahun 1998, RPG menjadi perusahaan terbuka. Tahun 2002 RPG mulai buka showroom pakaian dalam pria di Indonesia.

Perusahaan ini membagi dua segmen pasar yakni konsumen menengah dan segmen bawah. Hal ini dimaksudkan untuk merek (brand) dagang nasional Ricky. Merek pakaian dalam GT Man diposisikan untuk segmen menengah sedangkan Ricsony diposisikan pada segmen bawah. Pembagian segmen ini tentu memiliki tujuan yakni memberikan pilihan kepada konsumen dalam memberi produk sesuai kemampuan masing-masing. Disamping itu, perusahaan juga telah meluncurkan produknya bagi anak-anak dengan merek GTkid dan pada tahun 2005 meluncurkan produk baru lagi yaitu GTsport.

Berbicara tentang produk celana dalam pria, setiap negara mempunyai merek yang kuat. Amerika Serikat, misalnya, mempunyai merek Jockey, Taiwan terkenal dengan cap tiga pistol, dan Jepang mempunyai merek Gunze. Indonesia? Tampaknya, kaum Adam di Tanah Air akan sepakat menyebut GT Man.

Tak salah, saat ini merek lokal GT Man menguasai pangsa pasar celana dalam pria di Indonesia, mengalahkan merek luar, seperti Hing’s, Jockey, Piere Cardin dan Crocodile. GT Man menjadi market leader dengan menguasai lebih dari 50% pangsa pasar. “GT Man belum menjadi king, tapi sedang menuju ke sana. Saat ini market share kami lebih dari 50%. Untuk menjadi king, harus menguasai 70%-80% pasar,” ujar Ricky Gunawan, Presdir PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RPG)-–produsen GT Man.

Diklaim Ricky, saat ini RPG mempunyai 40 perwakilan di seluruh Indonesia. Setiap tahun penjualannya tumbuh 20%-25%. Bahkan hingga 2002, GT Man pernah diekspor ke Afrika dan Timur Tengah. Di sana, merek GT Man sangat dikenal dan penjualannya bagus. Sayangnya, produk GT Man dipalsukan oleh produsen celana dalam asal Cina, sehingga diputuskan menghentikan ekspor sementara waktu. Pabriknya yang dibangun di atas lahan 20 hektare di wilayah Citeureup, Bogor, memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 1,2 juta lusin. Namun, produksi GT Man baru mencapai setengah dari kapasitas terpasang itu.

Keperkasaan GT Man sebagai penguasa pasar di segmen celana dalam pria tidak diperoleh dalam waktu singkat. Ricky mesti mengembangkan dan membesarkan GT Man ini dengan susah payah.

Singkat cerita, pada 1985 GT Man diproduksi dan dipasarkan. Dari segi produksi, Ricky tidak menghadapi masalah. Kendala utamanya adalah pemasaran. Ternyata tidak mudah memasarkan satu merek baru yang sama sekali belum dikenal. Apalagi produk yang ia bawa pun berbeda. Penjual grosir di Tanah Abang juga menolak produknya karena belum dikenal. Karena ditolak para pedagang grosir Tanah Abang, akhirnya ia memutuskan menjual lewat pedagang kaki lima. Ia menyebar lima mobil van buat mendatangi pedagang kaki lima di berbagai wilayah di Jakarta, termasuk di jembatan penyeberangan. Sebagai tahap awal, setiap pedagang dititipi dua lusin. Nah, besoknya jika mau tambah satu lusin, baru bayar. “Memang yang dua lusin itu hitungannya banyak yang tidak bayar. Tapi tidak apa-apa. Anggap saja sebagai bagian dari promosi. Yang penting orang mau mencoba dan kenal merek GT Man,” ungkap Ricky.

Boleh jadi, karena kualitasnya lebih baik dan kemasannya menarik, perlahan-lahan GT Man mulai disukai konsumen. Dan, permintaan pun berdatangan. “Setelah konsumen sudah ada, kami perkecil. Kami tidak suplai lagi ke kaki lima supaya mereka mencari ke Tanah Abang,” ia menjelaskan. Strategi itu ia lakukan setelah satu tahun berjalan. Dengan begitu, pedagang kaki lima pun mencarinya di Tanah Abang. Setelah GT Man cukup dikenal di Jakarta, teknik gerilya ke kaki lima ini diterapkan ke Bandung, lalu wilayah Jawa Barat lainnya. Juga, di Jawa Tengah, Jawa Timur dan wilayah-wilayah lain di Indonesia. “Modelnya sama, kaki lima dulu, baru ke grosir,” ungkapnya.

Perusahaan tekstil dan garmen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk juga mendapat lisensi sebagai produsen dan distributor merchandise pakaian untuk Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Adapun merek untuk produk pakaian jadi dipasarkan menggunakan merek-merek lisensi seperti Disney, BUM Equipment, Tom & Jerry, SCALA, KRYSTLE, Kim Possible, Ninja Turtle, Princess, Scooby Doo, Strawberry Shortcakes, dan lain-lain.

Kekuatan perusahaan ini memang terletak pada merek dagang GT Man yang sudah diterima khalayak ramai baik di dalam negeri maupun diluar negeri seperti Amerika Serikat, Australia,Singapore,bahkan sampai ke Afrika. Perseroan ini memang memiliki system manajemen yang bagus karena semua ditangani oleh orang-orang yang profesional dan berpengalaman pada bidangnya. Tahun 2005 telah melakukan akuisisi pabrik pemintalan benang yang terletak di Bandung seluas 60.170 M2, 60.000 spindle dengan kapasitas produksi sebesar 36.000 bale per tahun. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan tawar-menawar agar kualitas produk dapat lebih baik dan mengurangi ketergantungan kepada supplier dan ternyata cara ini cukup berhasil dalam pelaksanaannya menghemat biaya produksi dan juga dapat menekan harga produk dipasar. Kebijakan dan strategi inovatif seperti inilah yang mengantarkan PT. Ricky Putra Globalindo menjadi perusahaan pakaian dalam pria nomor 1 di Indonesia.

Pada Laporan Keuangan Tahun 2008 RICY mengalami rugi bersih sebesar 9 milyar dibandingkan laba bersih sebesar 41 milyar. Perlu dicatat kerugian RICY terutama disumbang rugi kurs sebesar 21.9 milyar.
Laba kotor 2008 RICY mencapai 85.3 milyar.
Laba usaha 2008 RICY mencapai 27.5 milyar.
Pada Laporan Keuangan Tahun 2009 RICY sudah berhasil mengantongi laba bersih kembali senilai 3.57 milyar.
Fenomena rugi bersih tahun 2008 akibat Rugi Kurs bukan hanya didominasi RICY, PBRX bahkan rugi bersih tahun 2008 mencapai 41.2 milyar.

Book Value RICY saat ini 518.5 dengan harga saham 157
Book Value PBRX saat ini 318 di dengan harga saham 460

FINANCIAL HIGHLIGHT


Secara Fundamental RICY saat ini jauh lebih murah daripada PBRX. Selamat berinvestasi secara rasional.

Sumber :
- Koran Jakarta
- Majalah SWA
- Laporan Keuangan tahun 2009 dan 2008

TARGET PRICE FOR MID-LONG TERM : Rp 500 – Rp 700 / Share.

PEFINDO assigned “idBBB-” rating for PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY or the Company) and “idBBB-(sy)” rating for its Syariah Ijarah I/2005 of IDR30.4 billion due on 12th July 2010. The outlook for the ratings is “stable”. The ratings reflect the Company’s strong market position in men’s underwear segment and relatively good business integration. However, the ratings are constrained by the Company’s weakening financial profile and risk related to raw material price fluctuation. Established in December 1987, the Company manufactures men’s underwear and outwear product. RICY’s men underwears are traded using brand names of GT-Man, GT-Kid, Ricky and Ricsony to cover broad market spectrum from low to medium-high income segments. Meanwhile, its outwear products use licensed brands such as Disney, BUM Equipment, Tom & Jerry, etc. The Company’s production activities also include other garment related production processes such as printing, knitting and embroidery. The Company also accepts job order from third parties to utilize its idle capacity. The Company’s plant is situated on a 12.8 hectare plot in Tarikolot Village, Citeureup, Bogor with total annual capacity of 5.225 million dozen consisting of 3.6 millions dozen for underwear and 1.625 millions dozen for outwear. Additionally, the Company has a spinning facility located in Cicalengka, Bandung. As of 30 June 2009, the Company’s shareholders consisted of Spanola Holding Ltd. (19.48%), PT Ricky Utama Raya (15.46%), Denzin International Limited (13.10%) and public (51.96%).

Supporting factors for the above ratings are:
• Strong market position in men’s underwear segment. The Company is regarded as the leading manufacturer of men’s underwear supported by its strong brand equity GT-Man. According to 2009 Brand Performance Survey conducted by MARS Research Specialist, GT-Man’s brand share accounted for 40.4%, followed by Crocodile (12.8%), Rider (8.5%) and other brands with respective shares below 8%. The strong brand performance of GT-Man is also acknowledged by awards from several marketing research institutions. The Company’s revenue has shown an upward trend in the past five years with 5-year Compounded Annual Growth Rate (CAGR) of 21.9%.
• Relatively good business integration. Besides garment production facilities, RICY is also equipped with a spinning facility. Having a spinning facility enables the Company to operate more efficiently as cotton yarn for underwear products can be produced internally. Furthermore, RICY could ensure the quality of its raw material. The Company also has a nationwide distribution network supported by its subsidiaries and branch offices and agents spread out in several big cities in Indonesia. Accordingly, RICY’s capability to grab a wide customer base is much better than its competitors.

The ratings are constrained by:
• Weakening financial profile. Despite its sales growth, the Company’s financial profiles weakened mostly due to cotton price escalation and IDR depreciation as all of the procurement of raw material is priced in USD. As a result, the Company’s gross profit margin dropped significantly to 17.40% in 2008 from 27.05% in 2007. At the same time, RICY suffered from high interest burden and significant forex loss from its USD loans which in turn resulted in negative bottom line of IDR9.37 billion in 2008. Because the Company has entered into a forward contract for cotton procurement, the Company has to pay cotton at a higher price even when its spot price goes down. Hence, despite the current drop in cotton prices, the Company’s EBIT in 1H09 continued to decline to IDR0.99 billion as compared to IDR23.54 billion in 1H08. In 2008, the Company’s outstanding debt in IDR also rose due to additional borrowing and the impact of IDR weakening. Therefore, the Company’s cash flow protection measured by EBITDA to Debt ratio and EBITDA to interest ratio also deteriorated to 0.18x and 2.04x in 2008, respectively from 0.44x and 3.53x in 2007.
• Risk related to raw material price fluctuation. RICY is exposed to cotton price fluctuation with cotton being its main raw material. Due to price sensitivity of its customers, the Company could not directly pass on higher production cost. This means that any significant rise in cotton prices will directly affect the Company’s overall financial condition.

OUTLOOK
A“stable” outlook is assigned to the above ratings. Despite the Company’s weakening financial profile, it is expected to maintain its business performance as supported by GT-Man strong brand equity. However, the large portion of foreign currency debt could potentially undermine the Company’s financial profile should IDR substantially depreciate.

Disclamer on. Semua pembahasan di blog ini adalah untuk belajar bukan anjuran untuk mengambil keputusan membeli ataupun menjual saham.

Tuesday, May 4, 2010

Review Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia

Dalam setahun ini kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Bursa Efek Indonesia mencapai titik tertinggi dalam sejarah.
Saat ini IHSG bahkan sudah mengalahkan Indeks Strait Times (Singapura)
2990 (IHSG) vs 2915 (STI).

Persentase kenaikan IHSG dalam setahun ini bahkan yang tertinggi di dunia mengalahkan bursa Brazil, India, India dan China. Saat ini investor sedang dalam level paling optimis. Kenaikan yang tinggi harap diwaspadai oleh investor karena semakin tinggi harga saham semakin beresiko untuk sebuah koreksi.

Jika kenaikan lebih tinggi dari fundamental ekonomi maka pasti akan ada penyesuaian. Selamat BerInvestasi secara rasional.

Wednesday, February 17, 2010

PEDOMAN HIDUP YANG HARUS SELALU DIINGAT DAN DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN / KEBAHAGIAAN DALAM KEHIDUPAN

01.JIKA SUDAH TERJADI MASALAH, TIDAK HARUS DIHINDARI (BINGUNG), TAPI HARUS DIHADAPI DENGAN TENANG (DIPIKIRKAN JALAN KELUARNYA) MAKA PASTI SELESAI / ADA JALAN KELUARNYA.

02.MENGHADAPI SEMUA HAL TIDAK BOLEH BERPIKIR NEGATIF, SEPERTI SAYA PASTI TIDAK MAMPU, SAYA PASTI TIDAK BISA, DAN SETERUSNYA. TAPI SELALU BERPIKIR POSITIF, SEPERTI SAYA BISA, SAYA MAMPU, DLL.

03.SUSAH DAN SENANG SEMUANYA TERGANTUNG PIKIRAN SAJA !! (PIKIRAN ADALAH PELOPOR !!). JADI JAGA PIKIRAN KITA BAIK-BAIK, JANGAN PIKIR YANG JELEK / NEGATIF, SELALU BERPIKIR YANG POSITIF (BAIK).

04.SEGALA KESULITAN / KESUSAHAN AKAN BERAKHIR. SEBESAR APAPUN MASALAHNYA AKAN SELESAI JUGA DENGAN BERJALANNYA WAKTU, SEPERTI PEPATAH MENGATAKAN "TIDAK ADA PESTA YANG TIDAK BERAKHIR"

05.MENURUT PENELITIAN DI AMERIKA, ORANG BERHASIL/SUKSES 85% DITENTUKAN OLEH SIKAP /PERILAKU/ ATTIDUTE, 15% BARU DITENTUKAN KETERAMPILAN, JADI SIKAP KITA DALAM HIDUP INI SANGAT PENTING

06.SEGALA SESUATU BERUBAH (ANICCA), KITA TIDAK PERLU SUSAH MISALNYA SEKARANG SUSAH SELANJUTNYA PASTI BERUBAH MENJADI SENANG, SEKARANG ADA ORANG YANG TIDAK SENANG PADA KITA, SUATU SAAT NANTI AKAN BAIK JUGA.

07.HUKUM KARMA BERARTI BERBUAT BAIK AKAN MENDAPAT HASIL BAIK DAN SEBALIKNYA SEPERTI : TANAM PADI PASTI PANEN PADI. INGAT !! USAHAKAN SETIAP SAAT SELALU BERBUAT (TANAM) KEBAIKAN AKAN MENDAPATKAN (PANEN) KEBAIKAN. JANGAN MELAKUKAN KEJAHATAN.

08.KESEHATAN ADALAH YANG PALING BERHARGA. JAGA KESEHATAN KITA DENGAN OLAH RAGA, ISTIRAHAT YANG CUKUP DAN JANGAN MAKAN SEMBARANGAN.

09.HIDUP INI PENUH DENGAN MASALAH / PERSOALAN / PENDERITAAN. JADI KITA SUDAH TAHU TIDAK MUNGKIN SELALU LANCAR / TENANG, SIAPKAN MENTAL, TABAH, SABAR DAN TENANG UNTUK MENGHADAPINYA. ITULAH KENYATAAN HIDUP YANG HARUS DIHADAPI OLEH SETIAP MANUSIA.

10.MASA DEPAN SESEORANG SANGAT BERGANTUNG PADA SIKAP DAN BUKU-BUKU YANG DIBACA. JADI MEMBACA SANGAT PENTING DAN MENENTUKAN MASA DEPAN SESEORANG.

11.JANGAN MEMBICARAKAN KEJELEKAN ORANG LAIN KARENA KITA AKAN DINILAI JELEK OLEH ORANG YANG MENDENGARKANNYA.

12.PERGAULAN SANGAT PENTING DAN MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI SUKSES.JIKA BERGAUL DENGAN ORANG BAIK, KITA AKAN MENJADI BAIK, JIKA BERGAUL DENGAN ORANG JAHAT, KITA AKAN MENJADI JAHAT, KARENA ITU BERTEMANLAH DENGAN ORANG BAIK.

13.BUDI ORANG TUA TIDAK DAPAT TIDAK DAPAT DIBAYAR DENGAN APAPUN JUGA (MENURUT AJARAN AGAMA) JADI KITA HARUS SELALU INGAT PATUH / SAYANG, BERBAKTI PADA ORANG TUA DAN MENJAGA NAMA BAIK KELUARGA.

14.SETIAP MANUSIA MEMILIKI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN, JADI JANGANLAH MINDER DENGAN KEKURANGAN KITA NAMUN KEMBANGKANLAH POTENSI KELEBIHAN KITA.

15.JANGAN MEMPERTENTANGKAN / MEMPERDEBATKAN HAL-HAL KECIL YANG TIDAK BERGUNA DENGAN SIAPAPUN JUGA.

16.DALAM KEADAAN BINGUNG / MARAH / TAKUT / SUSAH / TIDAK TENANG, CARA MENGATASINYA ADALAH TARIKLAH NAFAS DALAM-DALAM TERUS MENERUS, DALAM KEADAAN MATA DAN MULUT TERTUTUP (BERNAFAS KELUAR MASUK MELALUI HIDUNG), SAMPAI KITA TENANG. BISA JUGA DILAKUKAN DALAM KEADAAN MATA TERBUKA.

17.KUNCI SUKSES DALAM HIDUP INI SELALU BERSEMANGAT, BERUSAHA, DISIPLIN, SABAR, BEKERJA KERAS, RAJIN BERDOA / SEMBAHYANG, BANYAK BERBUAT BAIK SERTA TIDAK BOLEH BERPUTUS ASA

SEMOGA SUKSES DAN BERBAHAGIA